Banyak hal yang menjadi penghambat dalam melakukan diet. Hambatan utama bagi vegetarian adalah kekhawatiran akan kekurangan vitamin B12, karena vitamin B12 hanya ditemukan dalam produk hewan (ikan, sarden, kerang, minyak ikan, hati, daging sapi, telur). Bila tubuh kekurangan vitamin B12 maka akan mengalami anemia Pernisiosa.
Anemia Pernisiosa merupakan jenis anemia ganas dan dapat menyebabkan gagalnya sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang matang dan produksinya pun semakin menurun. Gejala Anemia Pernsiosa ditandai dengan badan yang lemas, gangguan pada pencernaan yang berakibat sakit dan luka pada lidah, kulit agak menguning, tangan atau kaki kesemutan, gatal-gatal pada jari tangan dan kaki, kehilangan nafsu makan bahkan mengalami diare. Selain itu gangguan pada sistem syaraf juga ditandai dengan hilangnya koordinasi jari-jari tangan dan gangguan pada kaki hingga telapak kaki.
Kandungan Vitamin B12 dalam Spirulina 100 gram setara dengan 20 potong sedang ikan tuna, dan juga setara dengan 42 potong sedang daging sapi.
Oleh karena itu, bagi para vegetarian yang ingin menjaga kesehatan tubuh mereka sangat dianjurkan mengonsumsi spirulina agar kebutuhan vitamin B12 pada tubuh mereka tercukupi dengan baik.
Jumat, 13 April 2012
Spirulina, Suplemen Wajib Bagi Vegetarian
Minggu, 08 April 2012
Penggunaan Spirulina ada SEJARAHnya lho !
Wah ternyata spirulina yang kaya akan gizi ini ada sejarahnya juga lho. simak ceritanya..
Sekitar 500 tahun yang lalu penduduk sekitar Danau Texcoco, Meksiko, telah menggunakan spirulina sebagai bahan makanan, spirulina diperoleh dari kedalaman danau. Sejak saat itu spirulina diolah menjadi lempengan-lempengan seperti biskuit yang mereka sebut dengan 'Tecuitlatl'. biskuit tersebut dimakan sebagai camilan setiap harinya. Karena rajin memakan biskuit itu penduduk Danau Texcoco jarang sakit.
Jauh di Danau Chad, Afrika, penduduk Kanembu pun juga jarang sakit. Setelah diselidiki mereka sering mengkonsumsi dihe. Penganan mirip kue kering itu dibuat dari spirulina. Penduduk mengumpulkannya dengan kelambu pada musim panas saat terjadi booming spirulina di danau. Suku Aztec malah sudah sejak lama memanfaatkan spirulina untuk memperbaiki gizi mereka, kata Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS, guru besar Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Institut Pertanian Bogor. Menurutnya, spirulina bisa memperbaiki gizi karena ia mengandung 70% protein. Asam-asam amino yang terkandung di dalamnya berperan memperbaiki sel-sel rusak dan meningkatkan sistem imun tubuh. Karena itu sejak lama spirulina sudah dimanfaatkan manusia, ujarnya.
Dihe tersebut merupakan pangan utama bagi 70% penduduk Kanembu. Bahkan mitos yang sangat kuat dan turun-temurun tentang dihe mempercayai bahwa ibu hamil yang memakan dihe, akan melahirkan bayi yang sehat, selamat, dan terhindar dari tukang sihir atau roh jahat yang berkeliaran. Demikian juga penduduk distrik Karla, India telah meng-gunakan dihe sebagai sumber pangan alami nonkonvensional yang bergizi tinggi, berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit, dan menambah vitalitas serta kebugaran tubuh. Karena itu, dihe selalu mereka gunakan dalam adonan cepat (makanan khas India), roti, dan sup. Bahkan, penduduk Karla telah berhasil membudi-dayakan ganggang berpilin spirulina di sekitar pekarangan mereka untuk dimanfaatkan sendiri. Keterampilan ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Setelah dihe diamati secara cermat oleh para pakar fikologi, ternyata ia adalah kumpulan trikhoma dari mikroalga Spirulina platensis.
Pada awal tahun 1940-an beberapa studi ilmiah mulai mempublikasikan pangan alami dari teciutlalt. Selanjutnya, sekitar tahun 1963-an, Dangeard seorang peneliti dari French Oil Institute, tertarik pada laporan tentang dihe yang dimakan oleh penduduk distrik Kanembu sekitar danau Chad, Afrika. Setelah diteliti ternyata dihe tersebut adalah cake keras yang dibuat dari ganggang biru spirulina dan telah dikeringkan di bawah sinar matahari. Dihe tersebut dikoleksi dari tepian kolam-kolam kecil di sekitar danau Chad. Dilaporkan juga bahwa jutaan burung flamingo di sekitar lembah Rift, Afrika Timur terbang ke danau Bodou dan danau Rombu, di Chad untuk memakan seluruh ganggang berpilin spirulina saat .jumlahnya melimpah.
Dua puluh lima tahun kemudian, ekspedisi Belgia, Tran Sahara menemukan, ganggang biru melimpah di atas permukaan danau Chad pada musim tertentu. Akhirnya seorang ahli botani Leonard telah menemukan bahwa cake kering ganggang biru yang dijual di pasar tradisional Fort Lamy—sekarang Ndjemena, Chad—adalah spirulina. Tiupan angin gurun telah mendorong lempengan biomasa ganggang spirulina tersebut menuju dan berkumpul ke tepian danau. Oleh penduduk di sekitar danau tersebut lempengan biomasa ini dikumpulkan dengan kain kelambu yang dibuat menyerupai kerucut untuk seterusnya dimasukkan ke dalam tempayan tanah liat. Biomasa mikroalga yang telah terkumpul dikeringkan di bawah terik matahari di atas pasir beralaskan nampan. Setelah kering, lempengan biomasa tersebut dipotong-potong menjadi sebesar biskuit, selanjutnya dijual ke pasar setempat di sekitar Chad.
Sejak berabad-abad silam hubungan antara manusia dan ganggang mikro telah dicatat pada beberapa kejadian. Spirulina berupa lempengan terhampar di permukaan air yang dapat digunakan untuk mengatasi kelaparan. Hamparan spirulina tersebut dikumpulkan lalu dicampur atau ditaburkan pada roti kemudian dipanggang. Mereka percaya, spirulina adalah sejenis lumut kerak hasil simbiosis antara jamur dan ganggang biru yang membentuk lapisan di atas permukaan batu karang atau tempat lainnya. Spirulina tersebut digunakan sebagai sumber vitamin dan mineral. pada waktu itu spirulina dikenal dengan sebutan manna.
Cerita lainnya yang cukup menarik adalah penggunaan ganggang biru selama ribuan tahun yang lalu oleh penduduk Vietnam. Spirulina tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan manusia tetapi juga untuk tumbuhan. Pada waktu itu, seorang biksu bernama Khong Ming Khong menemukan padi yang ditanami dengan paku air azolla akan memberikan hasil panen yang jauh lebih baik. Setelah 700 tahun berlalu, seorang wanita Vietnam bernama Ba Heng menemukan kembali azolla yang sangat bermanfaat meningkatkan produksi padi tersebut, yang dapat menyelamatkan penduduk vietnam dari kelaparan. Akhirnya satu abad kemudian para ahli fikologi menemukan, di dalam air azolla ternyata hidup berasosiasi ganggang hijau-biru (Cyanophyceae) yang dapat mengikat nitrogen (N2) dari udara (nitrofixing) sehingga sangat bermanfaat untuk pupuk hayati tanaman padi.
Beabad-abad tahun silam, para petani di Filipina, india dan wilayah Afrika telah menggunakan campuran ganggang hijau Ababaena azollae dengan paku air Azolla pinnata di lahan persawahan yang tidak diberi pupuk TSP atau urea. Hasilnya sangat menakjubkan, panen padi meningkat drastis. Akhirnya para peneliti dari Cyanotech, USA mulai mengembangkan ganggang biru penambat nitrogen seperti Tolypothrix sp., Calothrix sp., Anabaena sp., dan Nostoc sp. Di lahan persawahan, perkebunan tebu, dan gandum. Hasilnya menunjukkan, 15% penggunaan pupuk anorganik dapat ditekan dan kandungan nitrogen bertamhah 20-30 kg/musim/ha lahan dengan peningkatan hasil panen 10-15 kali. Selain mampu merangsang percepatan pertumbuhan tanaman dan mencegah mikroorganisme patogen. Campuran tersebut juga mampu memperbaiki tekstur dan struktur tanah persawahan sehingga tahan banjir. Data tahun 1985-an menunjukkan, negara berkembang telah mengimpor pupuk kimia anorganik sebesar 85 juta ton yang 30%-nya adalah pupuk urea. Untuk mengatasi ketergantungan para petani terhadap pupuk kimia tersebut maka para ahli fikologi India, China, Myanmar, dan Vietnam mencoba mencari alteratif lain, yaitu pupuk ganggang biru penambat nitrogen. Akhirnya India berhasil melakukan proses pemilihan biak unggul ganggang biru penambat nitrogen dan merangsang percepatan tumbuh dengan penambahan hara Mo (Moloibdat), P (Fosfor), K (Kalium), dan Ca (Kalsium) sehingga diperoleh galur (variasi jenis) yang siap diaplikasikan di lapangan. Galur diarahkan agar resisten (tahan) terhadap pestisida yang nantinya dapat digunakan sebagai pakan ternak. Teknologi yang dikembangkan ini dapat meningkatkan kandungan nitrogen di persawahan hingga 60-60 kg/ha/panen.
Akhirnya, tidak kurang dari sembilan jenis ganggang yang hidup di air tawar telah digunakan secara turun temurun sebagai pangan alami di lebih dari 15 negara di dunia sebagai pangan nonkonvensional bergizi tinggi.
Lengkapnya Kandungan Nutrisi Spirulina
Spirulina merupakan salah satu herbal yang
dapat digunakan untuk beberapa macam penyakit dan penggunaannya cukup meluas
beberapa tahun belakangan ini. Spesies spirulina sendiri cukup banyak, ada
yang air laut, air tawar dan air payau, bahkan ada pula yang ditemukan pada
kedalaman 600 m di bawah permukaan laut.
Bob Capelli, seorang petinggi Cyanotech
(salah satu produsen spirulina terbesar di dunia) dan herbalis lulusan Rutgers
University, mengungkapkan:
“Spirulina pangan terbaik diantara pangan
lain karena mengandung nutrisi paling lengkap”. Beberapa nutrisi spirulina yang
cukup penting adalah : betakaroten, zeaxanthin dan phcocyanin.
Dimana senyawa-senyawa tersebut berperan sebagai antioksidan sehingga meningkatkan
sistem kekebalan tubuh. “Spirulina mempunyai kekayaan antioksidan yang
luar biasa untuk menetralisir radikal bebas”, tambahnya.
Menurut situs mereka, Cyanotech
menghasilkan 350 metrik ton spirulina per tahun dari ladang Spirulina mereka
seluas 80 acre di lepas pantai Kailua, Hawai.
Setiap 10 gram spirulina mengandung
vitamin B1 (thiamin) 0,31 mg, B2 (riboflavin) 0,35 mg, B3 (niacin) 1,46 mg, B6
(pyridoxine) 80 mcg dan B12 (cobalamine) 32 mcg. Peran vitamin B sangat
penting. Misalnya, vitamin B12 membantu pembentukan sel darah merah, sumsum
tulang dan memperbaiki sistem saraf.
Wayne Weart dari Department of
Pharmacy University of South Carolina mengungkapkan mineral lain yang
terkandung dalam spirulina seperti magnesium, zink, selenium dan zat besi. Zink
berfungsi membantu memastikan fungsi-fungsi enzim di tubuh berjalan sempurna,
selenium mampu mencegah penyakit gondok dan zat besi sendiri membantu
pembentukan darah dan menguatkan sistem imun. Prof. Dr. Ali Khomsan, Guru Besar
Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB mengatakan, “Zat besi pada
spirulina 58 kali lebih banyak daripada bayam dan 18 kali lebih tinggi dari
daging”.
Juga hasil riset Prof. I Nyoman Kabinawa
di tahun 1980 membuktikan bahwa spirulina kaya akan protein. 70% sel spirulina
mengandung protein. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan sumber lain seperti
daging hewan dan ikan yang mengandung 15-25% protein, ayam (24%), kedelai dan
susu (35%), kacang-kacanga (25%) dan biji-bijian (25%).
GENERAL COMPOSITION
Protein : 56-62%
Karbohidrat : 17-20%
Lemak : 5-7%
Mineral : 8-12%
Kadar Air : 4-8%
ASAM LEMAK
Gamma Linoleic Acid
--> 24mg
VITAMI
N & ENZYME
Vitamin A --> 15.030IU
Vitamin B1 (Thiamin) -->
73mcg
Vitamin B2 (Riboflavin)
--> 109mcg
Vitamin B (Niacin) --> 449mcg
Vitamin B6 --> 14mcg
Vitamin B12 --> 2.34mcg
Vitamin E (d-a tocopherol) -->
106mcg
Inositol -->
1.74mcg
Biotin --> 0.97mcg
Asam Folat --> 1.6mcg
Asam Pantotenat -->
13.8mcg
Superoxide dismutase (SOD)
Antioksidan enzyme activity
--> 2450unit
PHYTONUTRIENT
Cholorophyll --> 21mg
Phycocianin --> 200-350mg
Beta Carotene --> 7.8mcg
MINERAL
Mineral Makro
Kalsium --> 8.8mg
Kalium --> 59mg
Natrium --> 53.2mg
Phospor --> 30mg
Magnesium --> 12.8mg
Mineral Mikro
Besi --> 1.64mg
Zinc --> 53mcg
Selenium --> 12.5mcg
Mangaan
Kamis, 05 April 2012
Mengapa Harus Mengkonsumsi Spirulina Sebagai Suplemen Alami?
Dewasa ini banyak masyarakat yang telah menerima dan menaruh
harapan besar terhadap suplemen sebagai salah satu cara untuk dapat mencapai
kesehatan yang baik. Pilihan suplemen pun di pasaran sangat beragam mulai dari
jenis dan maupun fungsinya. Dalam memilih suplemen ada dua hal yang harus
diperhatikan:
- Pilih suplemen alami karena sumber-sumber alami selain diterima / diserap lebih baik oleh se juga lebih aman dan memberikan keuntungan lain yang mengandung senyawa-senyawa fitokimia bermanfaat dibandingkan suplemen sintetik dan yang bersumber dari ekstrak hewani.
- Pilih suplemen yang mengandung berbagai jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh sel, karena sel berfungsi untuk menjalankan dan mengatur semua aktifitas kehidupan. Jika fungsi sel sehat maka fungsi organ atau jaringan pun akan sehat. Ini berpengaruh terhadap kesehatan fungsi organ dan tubuh kita secara umumnya.
Semua produk suplemen yang baik
digunakan HARUS bersifat “Organic” – sehingga mudah diserap oleh sel-sel tubuh
kita dan “wasteless deposit” – dimana konsumsi dalam jumlah yang lebih besar
dari kebutuhan tubuh kita akan segera dikeluarkan dari dalam tubuh kita dalam
waktu 72 jam sehingga tidak terjadi penimbunan yang mungkin bisa mengakibatkan
efek samping di masa depan.
Spirulina adalah salah satu jenis alga merupakan makanan alami yang telah ada sejak awal kehidupan. Melalui Riset diketahui bahwa Spirulina dan Chlorella adalah alga yang memiliki kandungan nutrisi paling lengkap dan senyawa fotikimia bermanfaat, benar-benar sempurna sebagai makanan sel sehingga disebut sebagai “super food”. Dari semua jenis spirulina, Spirulina plantesis lah yang merupakan spesies alga terbaik dan banyak digunakan untuk dikonsumsi.
Dengan segudang nutrisi yang terkandung dalam spirulina,
akan memberikan manfaat yang luar biasa dan menjadi alternatif solusi terbaik untuk mendapatkan kesehatan yang
optimal bagi semua.
Rabu, 04 April 2012
10 Manfaat Spirulina Sebagai “Super Green Food”
Spirulina juga
disebut sebagai “super green food”
karena kandungan nutrisinya yang luar biasa ini sangat bermanfaat untuk
kesehatan dan kecantikan. Tidak hanya berguna bagi manusia, spirulina juga
bermanfaat bagi hewan dan tumbuhan. Di sebagian besar wilayah Amerika Serikat,
spirulina diteliti untuk dikembangkan ke laboratorium. Ada beberapa maca
spesies spirulina yang berbeda-beda, namun hanya beberapa yang diidentifikasi pada label
produk komersial yang tersedia. Diantaranya Spirulina maxima (dikembangkan di
Meksiko) dan Spirulina plantensis (dikembangkan di California) adalah yang
paling populer.
Di Indonesia spirulina juga dibudidayakan dengan
baik. Sayangnya, spirulina yang dipasarkan dalam berbagai kemasan di Tanah Air sebagian
besar merupakan impor di antaranya dari China, Jepang, India, dan Amerika
Serikat. Hal ini disebabkan karena sangat sedikit investor yang menganggap
spirulina sebagai makanan kesehatan. Padahal spirulina memiliki sangat banyak
keunggulan jika dibandingkan dengan suplemen kesehatan lainnya, antara lain: 1. Meningkatkan sistem imunitas
Pada penelitian terbaru terhadap kandungan spirulina, terungkap bahwa ganggang ini bisa menjadi stimulan penyembuhan kanker lewat kemampuannya meningkatkan daya tahan tubuh. Spirulina bekerja dengan meningkatkan produksi antibodi, cytokines, (protein pelawan infeksi), dan sel lain yang meningkatkan imunitas sehingga membantu menyembuhkan infeksi dan penyakit kronis seperti kanker.
2. Sebagai suplemen protein
Enam puluh dua persen spirulina terdiri dari asam amino sehingga kaya akan protein dan nutrisi lain. Spirulina telah digunakan secara tradisional sebagai suplemen alami bagi orang yang tidak dapat memperoleh kalori atau protein yang cukup karena diet atau bagi orang yang membutuhkan nutrisi lebih seperti atlet.
3. Mengatasi anemia
Spiriluna juga dapat menstabilkan jumlah sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan hemoglobin. Selain itu, memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh serta mengurangi efek samping terhambatnya produksi stem sel atau sel-sel penghasil sel darah. Pada percobaan terhadap hewan, terlihat bahwa spirulina meningkatkan hematopoiesis yakni pembentukan sel darah merah. Itu diyakini karena tingginya kandungan zat besi di dalamnya.
4. Mengatasi alergi
Spirulina juga dapat melawan reksi alergi dengan cara mencegah pelepasan histamin atau zat yang menyebabkan gejala alergi seperti hidung tersumbat dan mata berair.
5. Mengatasi penyakit yang berhubungan dengan antibiotik
Meskipun menghancurkan organisme yang merugikan dalam tubuh, antibiotik juga dapat membunuh bakteri baik yang disebut probiotik seperti Lactobacillus acidophilus yang terkadang menyebabkan diare. Spirulina terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan L acidophilus dan probiotik lain.
6. Mengatasi infeksi
Spirulina memiliki kemampuan menangkal herpes, influenza, cytomeglovirus, dan virus HIV.
7. Mengatasi kanker mulut
Dalam suatu penelitian, sebanyak 87 orang yang mengunyah tembakau dan mempunyai precancerous lesion (leukoplakia) diberikan spirulina atau plasebo secara acak. Hasilnya, lesi atau luka pada mulut pada pemakai spirulina lebih terbantu untuk sembuh daripada pemakai plasebo.
8. Mengatasi kerusakan lever
Spirulina dapat membantu melawan perusakan lever dan cirrhosis (gagal lever) pada hepatitis kronis.
9. Mengurangi risiko kanker
Spirulina berguna menunjang fungsi kardiovaskuler dan keseimbangan kolesterol, memperbaiki fungsi pencernaan, meningkatkan fungsi detoksifikasi serta mengurangi risiko kanker dengan melindungi tubuh dari radikal bebas.
10. Mengurangi efek kemoterapi
Spirulina mengurangi efek yang tidak baik dari kemoterapi, seperti kepala pusing, tidak nafsu makan, sukar tidur, mual muntah, tenggorokan kering ataupun cemas
Selain manfaat diatas, spirulina mengandung zat-zat untuk perawatan kulit yang bersifat melembabkan dan mengencangkan. Kandungan yang terdapat dalam spirulina juga memiliki kemampuan untuk membantu mengurangi inflamasi seperti arthritis. Jika dilihat banyaknya manfaat spirulina pantaslah ia disebut “super Green Food”. Ganggang ini baik untuk dikonsumsi segala usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa yang peduli akan kesehatan tubuhnya.
Senin, 02 April 2012
Spirulina Cegah Kanker
Spirulina dapat mencegah kanker, menjaga kesehatan sel-sel tubuh, dan memperbaiki fungsi mata. Peran lain sebagai tembok penghalang berkembangnya tumor ganas dan perubahan kromosom.
Vitamin A, D, B12, betakaroten, dan mineral yang dimiliki spirulina mempunyai peranan penting dalam pembentukan tulang. Vitamin D bersama kalsium dapat memperkuat tulang dan gigi.
Hasil penelitian Carlos Jime’nez dari Department of Ecology, University of Malaga di Spanyol Menunjukkan kalsium selain mengeraskan tulang, juga berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Spirulina mulai dikenal luas setelah seorang pr
ofessor Perancis Crammond, menemukan rahasia kekuatan fisik suku Ganimu yang tinggal di tepi danau Cad Afrika tahun 1963. Ternyata penduduk setempat makan makanan berwarna hijau dan ternyata mencakupi gizi yang dibutuhkan untuk beraktivitas, fisik mereka pun bagus. Setelah diteliti ternyata makanan yang istimewa itu adalah ganggang Spirulina (ganggang hijau). Setelah diteliti lebih jauh, ternyata Spirulina adalah tanaman tertua yang sudah ada di muka bumi sejak 350 juta tahun lalu dan merupakan makanan yang mengandung nutrisi paling lengkap. Selain berpotensi sebagai bahan pangan alami yang bermutu tinggi, spirulina juga memberikan harapan bagi keperluan lain, apalagi kesempatan bisnisnya yang menggiurkan. Yang nyata dan sudah dikembangkan dari spirulina adalah sebagai zat pewarna, industri farmasi dan pakan ikan. Saat ini, budidaya plankton spirulina menjadi fenomena di seluruh dunia karena kualitas nutrisinya yang luar biasa. Spirulina merupakan sumber alamiah tunggal, “superfood” yang menyediakan dalam jumlah besar protein bagi manusia. Spirulina mengandung 71% protein. Protein yang terkandung dalam spirulina tiga kali dari kacang kedelai, lima kali daging, dan kualitas protein di antara yang terbaik.
Spirulina mulai dikenal luas setelah seorang pr
ofessor Perancis Crammond, menemukan rahasia kekuatan fisik suku Ganimu yang tinggal di tepi danau Cad Afrika tahun 1963. Ternyata penduduk setempat makan makanan berwarna hijau dan ternyata mencakupi gizi yang dibutuhkan untuk beraktivitas, fisik mereka pun bagus. Setelah diteliti ternyata makanan yang istimewa itu adalah ganggang Spirulina (ganggang hijau). Setelah diteliti lebih jauh, ternyata Spirulina adalah tanaman tertua yang sudah ada di muka bumi sejak 350 juta tahun lalu dan merupakan makanan yang mengandung nutrisi paling lengkap. Selain berpotensi sebagai bahan pangan alami yang bermutu tinggi, spirulina juga memberikan harapan bagi keperluan lain, apalagi kesempatan bisnisnya yang menggiurkan. Yang nyata dan sudah dikembangkan dari spirulina adalah sebagai zat pewarna, industri farmasi dan pakan ikan. Saat ini, budidaya plankton spirulina menjadi fenomena di seluruh dunia karena kualitas nutrisinya yang luar biasa. Spirulina merupakan sumber alamiah tunggal, “superfood” yang menyediakan dalam jumlah besar protein bagi manusia. Spirulina mengandung 71% protein. Protein yang terkandung dalam spirulina tiga kali dari kacang kedelai, lima kali daging, dan kualitas protein di antara yang terbaik.
Langganan:
Postingan (Atom)